Kita bahas trending topic yang lagi
hangat karna kan sekarang musim hujan. Siapin pisang goring dan secangkir kopi
untuk teman membaca, jangan lupakan tutup telinga anda dengan lagu lagu rohani
penyejuk hati.
** Banjirnya Jakarta dan Macetnya Ibu
kata serta Kisruhnya Ayah kota Metropolitan
Saya heran dari orang Jakarta saat banjir
tu ada beberapa hal yang bikin unik sekaligus membingungkan :
1. Meraka selalu meminta pemerintah
bertanggung jawab atas banjir yang melanda Jkt. yang jadi pertanyaa .???
:. Emang pemerintah di bentuh hanya
ngurusin banjir di Jkt .??
:. Kalo gK mau banjir kenapa masih tetep
buang sampah di aliran irigasi, sungai dan tidak membuang sampah pada tempatnya
:. yG lebih membingungkan lagi kalo mau
bebas banjir pemerintah membutuhkan perluasan lahan untuk saluran irigasi air.
trus kenapa masyarakanya pada bikin bangunan liyar bahkan sampe rumah hunian di
pinggiran sunggai yang udah jelas-jelas itu bukan lahan miliknya, dan juga udah
mempersempit sungai.
Sekarang di mana kesalahan pemerintah .??
2. Masyarakat Jakarta Menginginkan Bebas
Macet
:. Tapi masyarakatnya masih saja hobi
mengoleksi motor motor gede dan berharga mahal dan itu di pake di jalan
:. Masyarakatnya masih punya hobi koleksi
mobil mewah itu pasti di pake di jalan dan tidak sekedar pajangan di rumah.
:. Parahnya lagi masyarakat ogah pake
kendaraan umum, karna alasan kurang nyaman rawan copet dan tindakan kriminal
lainya.
:. Masyarakatnya maunya cepet tapi tidak
mau antri atau datang lebih awal untuk menghindari antrian panjang,
:. Selalu mencanangkan gerakan hari bebas
kendaraan tapi hanya di radius 10 KM itupun 1 minggu sekali.
Sekali lagi di mana kesalahan
pemerintahnya
3. Ketika pemerintah menaikan harga BBM
bersubsidi. semua penjuru indonesia mengecam terutama jakarta. alasanya sepele.
dengan kedok rakyat miskin akan lebih tercekik. padahal 80% penguna BBM
bersubsidi pastilah orang yang mampu membeli BBM non subsidi. faktanya masih
banyak mobil mewah memakai BBM bersubsidi.
:. Di mana kesalahan pemerintanya.
Sebagai orang golongan mengah ke bawah saya pribadi fan fan aja kalo BBM mau
naik, toh W butuh, mau gK mau mesti beli dan terima dengan harga berapapun
:. Kalo gK mau harga beli BBM mahal ya
mendaning naik sepeda atau jalan kaki. Beres urusan kan
Sekelumit yang bikin binggung dengan pola
piker masyarakatnya. Nah giliran sekarang yang bikin lebih binggung itu orang
yang di atas berdasi berkemeja rapid an berpangkat, selalu mengembar gemborkan
wakil rakyat. Dari pangkatnya aja udah terlihat WAKIL RAKYAT jadi sebagai
rakyat kita lebih punya hak dong kan kita KETUA RAKYATNYA kalian Cuma WAKIL
RAKYAT.
1. Ketika anda suruh rapat apa yang anda
lakukan 80% dari mereka molor, mangkir, bahkan nonton video sronok. Jika di
Tanya alasanya kelelahan kurang konsentrasi dan 1000 alasan lainya di
keluarkan, bak maling ketangkap basah sama pemilik rumah
2. Ketika berkampanya mengeluarkan jutaan
janji yang hanya di terima akal 0.3% itu terealisasi. Lagi lagi rakyatnya yang
jadi korban. Karna rakyat yang tidak tau denganbahasa yang di sampekanya mareka
main sepakat dan setuju aja
3. Kalo udah bertugas di mejanya mereka bak
seorang yang amnesia dengan semua janji janji yang telah mereka umbar sepanjang
kampanye
4. Melaukan hal hal di luar nalar sampe
kekurangan logika, mulai dating ke dukun sampe berendem air di malem Jum’at
Kliwon, kan jadi ketahuan banget tujuan utama kenapa pingin jadi wakil rakyat,
pingin naikan derajat pangkat dan kekayaan.
5. Fenomena yang pasti terjadi di Indonesia
di saat kita sedang memilih wakil rakyat yakni. Pasca selesai pemilihan wakil
rakyat pasti ketika anda buking RUMASAKIT JIWA untuk berlibur pasti di tolak
karna sudah penuh dengan orang orang wakil rakyat yang gagal.
6. Ketika sidang pengambilan keputusan suatu
permasalahan mereka mencerminkan sifat asli yakni mereka punya otot, bak singga
yang mengeluarkan taringnya. Mulai dari berkelahi angkat kursi sampe aksi
tonjok sesame wakil rakyat sampe aksi kuar ruang sidang
7. Ketika di pilih keputusan dengan cara
pemungutan suara, mereka mengeluarkan aksi dengan tidak setuju dengan jutaan
alas an yang di terima akal kadang tidak bias di cerna. Lagi lagi kami sebagai
wakil rakyat hanya bias diam membisa dan heran. Dalam hati pasti mereka kecewa,
KENAPA PEMILIHAN KEMAREN SAYA MESTI MEMILIH MEREKA SIH.
Sory kerja sudah menumpuk di meja lain
kali kita sambung lagi bahas tentang hal unik lainya ya. Oke …
Satu hal yang pasti, terlepas dari itu
semua, kita harus berkaca. Jika anda menginginkan sebuah perubahan itu semua
bias di lakukan mulailah dari diri sendiri bukan dari samping kanan dan samping
kirimu bukan orang lain atau bahkan mereka yang tidak mengenalmu. Jadilah
masyarakat yang bermental manusia sehat dan berakal layaknya manusia pada
umumnya.