Senin, 09 Februari 2015

Lucunya Indonesia dan Jakarta



Kita bahas trending topic yang lagi hangat karna kan sekarang musim hujan. Siapin pisang goring dan secangkir kopi untuk teman membaca, jangan lupakan tutup telinga anda dengan lagu lagu rohani penyejuk hati.
** Banjirnya Jakarta dan Macetnya Ibu kata serta Kisruhnya Ayah kota Metropolitan
Saya heran dari orang Jakarta saat banjir tu ada beberapa hal yang bikin unik sekaligus membingungkan :

1. Meraka selalu meminta pemerintah bertanggung jawab atas banjir yang melanda Jkt. yang jadi pertanyaa .???

:. Emang pemerintah di bentuh hanya ngurusin banjir di Jkt .??
:. Kalo gK mau banjir kenapa masih tetep buang sampah di aliran irigasi, sungai dan tidak membuang sampah pada tempatnya
:. yG lebih membingungkan lagi kalo mau bebas banjir pemerintah membutuhkan perluasan lahan untuk saluran irigasi air. trus kenapa masyarakanya pada bikin bangunan liyar bahkan sampe rumah hunian di pinggiran sunggai yang udah jelas-jelas itu bukan lahan miliknya, dan juga udah mempersempit sungai.

Sekarang di mana kesalahan pemerintah .??

2. Masyarakat Jakarta Menginginkan Bebas Macet

:. Tapi masyarakatnya masih saja hobi mengoleksi motor motor gede dan berharga mahal dan itu di pake di jalan
:. Masyarakatnya masih punya hobi koleksi mobil mewah itu pasti di pake di jalan dan tidak sekedar pajangan di rumah.
:. Parahnya lagi masyarakat ogah pake kendaraan umum, karna alasan kurang nyaman rawan copet dan tindakan kriminal lainya.
:. Masyarakatnya maunya cepet tapi tidak mau antri atau datang lebih awal untuk menghindari antrian panjang,
:. Selalu mencanangkan gerakan hari bebas kendaraan tapi hanya di radius 10 KM itupun 1 minggu sekali.

Sekali lagi di mana kesalahan pemerintahnya

3. Ketika pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. semua penjuru indonesia mengecam terutama jakarta. alasanya sepele. dengan kedok rakyat miskin akan lebih tercekik. padahal 80% penguna BBM bersubsidi pastilah orang yang mampu membeli BBM non subsidi. faktanya masih banyak mobil mewah memakai BBM bersubsidi.

:. Di mana kesalahan pemerintanya. Sebagai orang golongan mengah ke bawah saya pribadi fan fan aja kalo BBM mau naik, toh W butuh, mau gK mau mesti beli dan terima dengan harga berapapun
:. Kalo gK mau harga beli BBM mahal ya mendaning naik sepeda atau jalan kaki. Beres urusan kan

Sekelumit yang bikin binggung dengan pola piker masyarakatnya. Nah giliran sekarang yang bikin lebih binggung itu orang yang di atas berdasi berkemeja rapid an berpangkat, selalu mengembar gemborkan wakil rakyat. Dari pangkatnya aja udah terlihat WAKIL RAKYAT jadi sebagai rakyat kita lebih punya hak dong kan kita KETUA RAKYATNYA kalian Cuma WAKIL RAKYAT.

1.       Ketika anda suruh rapat apa yang anda lakukan 80% dari mereka molor, mangkir, bahkan nonton video sronok. Jika di Tanya alasanya kelelahan kurang konsentrasi dan 1000 alasan lainya di keluarkan, bak maling ketangkap basah sama pemilik rumah
2.       Ketika berkampanya mengeluarkan jutaan janji yang hanya di terima akal 0.3% itu terealisasi. Lagi lagi rakyatnya yang jadi korban. Karna rakyat yang tidak tau denganbahasa yang di sampekanya mareka main sepakat dan setuju aja
3.       Kalo udah bertugas di mejanya mereka bak seorang yang amnesia dengan semua janji janji yang telah mereka umbar sepanjang kampanye
4.       Melaukan hal hal di luar nalar sampe kekurangan logika, mulai dating ke dukun sampe berendem air di malem Jum’at Kliwon, kan jadi ketahuan banget tujuan utama kenapa pingin jadi wakil rakyat, pingin naikan derajat pangkat dan kekayaan.
5.       Fenomena yang pasti terjadi di Indonesia di saat kita sedang memilih wakil rakyat yakni. Pasca selesai pemilihan wakil rakyat pasti ketika anda buking RUMASAKIT JIWA untuk berlibur pasti di tolak karna sudah penuh dengan orang orang wakil rakyat yang gagal.
6.       Ketika sidang pengambilan keputusan suatu permasalahan mereka mencerminkan sifat asli yakni mereka punya otot, bak singga yang mengeluarkan taringnya. Mulai dari berkelahi angkat kursi sampe aksi tonjok sesame wakil rakyat sampe aksi kuar ruang sidang
7.       Ketika di pilih keputusan dengan cara pemungutan suara, mereka mengeluarkan aksi dengan tidak setuju dengan jutaan alas an yang di terima akal kadang tidak bias di cerna. Lagi lagi kami sebagai wakil rakyat hanya bias diam membisa dan heran. Dalam hati pasti mereka kecewa, KENAPA PEMILIHAN KEMAREN SAYA MESTI MEMILIH MEREKA SIH.


Sory kerja sudah menumpuk di meja lain kali kita sambung lagi bahas tentang hal unik lainya ya. Oke …

Satu hal yang pasti, terlepas dari itu semua, kita harus berkaca. Jika anda menginginkan sebuah perubahan itu semua bias di lakukan mulailah dari diri sendiri bukan dari samping kanan dan samping kirimu bukan orang lain atau bahkan mereka yang tidak mengenalmu. Jadilah masyarakat yang bermental manusia sehat dan berakal layaknya manusia pada umumnya.